To Finish what you start

Menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai dan menikmati prosesnya. Mungkin sebenarnya itu yang saya inginkan untuk anak saya dapatkan dari kegiatan mewarna ini. Sama dengan sebuah tugas pekerjaan milik orang dewasa, tidak mudah bagi siapapun untuk menyelesaikan begitu saja dengan hasil yang memuaskan. Perlu strategi, waktu, dedikasi, dan ketelatenan dalam menyelesaikan. Disinilah rasanya anak-anak perlu panduan kita sebagai orang tua.

Danielle Schothorst menciptakan dua gambar dari Kisah Marty si Kancil untuk dijadikan kertas mewarna bagi anak-anak. Saya berikan satu kepada Anja (anak saya umur enam tahun) yang memang dari sejak kecil suka mewarna. Dia bilang, “Aku warna dan nanti aku pasang di jendela cafe, Ma. Biar banyak orang mau beli buku Marty.” Betapa beruntungnya saya menjadi ibu anak ini!

Kemudian, Clavis Indonesia mengadakan sebuah lomba mewarna dengan menggunakan salah satu lembar gambar itu. Saya bertanya kepada Anja apakah dia ingin ikut lomba tersebut. Dia menjawab ya. Langsung saja dia mewarna dengan semangat, apalagi pada waktu itu sepupunya (usia 10 tahun) sudah menyelesaikan proyek mewarna ini. Hmm…tapi lihat gambar indah ini: ukurannya besar dan detilnya luar biasa. Maka saya minta kepada Anja untuk tidak terburu-buru. Bahwa mewarna ini bukan soal ikut lomba atau menjadi yang paling cepat selesai.  Saya ajak Anja untuk menggunakan kertas gambar ini sebagai pengisi waktu disaat menunggu sekolah online dimulai dan sebagai acara relaksasi sebelum tidur. Di dalam benak saya, saya pikir, seandainya tidak selesai saat deadline lomba juga tidak apa. Buat saya, yang penting dia mewarna hingga selesai dan dia menikmati prosesnya itu. Juga untuk mulai membiasakan diri untuk memiliki kegiatan pengisi waktu luang. Dia paham maksud saya dan yang saya lihat dia menikmati proses ini. Seringkali saya mendapatinya mewarna sendiri sambil menunggu saya bersiap untuk ke café, tempat saya bekerja, atau saat saya masih ribet merapikan apa-apa sebelum waktu tidur.

Tentunya, selayaknya anak kecil, kadang dia lupa akan kertas warna ini dan saya atau papanya yang harus ingatkan. Di saat Anja mewarna, saya tidak bersuara dalam menentukan warna dan teknis mewarnanya. Itu semua dari dirinya. Kadang dia bertanya, “Ini enaknya pakai warna apa ya langitnya?” Saya jawab, “Hmmm…apa ya? Bebas, Anja. Menurut kamu yang bagus gimana?” Sudah begitu saja. Ha ha.

Sebenarnya, apa yang saya lakukan dengan Anja itu berguna untuk saya sendiri. Supaya saya selalu ingat bahwa pekerjaan apapun yang dilakukan, penting untuk dinikmati prosesnya, apabila perlu dicicil sedikit demi sedikit, dikerjakan dengan totalitas dan fokus, dari awal hingga selesai.

Hasil karya Anja? Atas ide cemerlang seorang teman, hasil karya Anja dibingkai dan dipajang di cafe beserta karya sepupunya.

The Localist Coffee and Bistro

Salad Buah Marty

Hai semuanya!

Sama seperti Marty, dari buku saya yang berjudul Kisah Marty si Kancil, saya dan si kecil adalah pecinta buah-buahan dan juga sayuran. Dalam beberapa postingan kedepan ini, kami akan mengajak anak-anak membuat berbagai macam salad dan sup sayuran. Kali ini, kami membuat Salad Buah Marty. Segar dan enak banget! Juga yang paling penting adalah: mudah untuk dibuat. Selamat mencoba ya! Beritahu kami salad buah versimu. Tag akun Instagram kami @tori.story.book.

Stepping out of my comfort zone

It means to let go of the need to control every single thing possible

It means to trust the process

It means to handle your fear of success

It means to seek and accept feedback especially from those who believe in you, no matter how hard they sound

It means to push yourself to the outer limit

It means to manage the perpetual butterflies-in-your-stomach feeling

It means to GROW